Seluruh daerah di Indonesia pasti memiliki sebuah kisah penting terkait sejarah Bangsa Indonesia pada masa penjajahan terdahulu. Termasuk juga kota yang saat ini sedang mengalami kemajuan pesat di bidang pariwisatanya, yaitu Bandung. Memang, peristiwa di Bandung tidak seterkenal di Surabaya yang hingga dijadikan Hari Pahlawan. Bahkan mungkin kamu yang sering memanfaatkan promo Hotel di Bandung dan bolak balik ke kota inipun belum tentu mengetahui peristiwa bersejarah tersebut.
Bandung lautan api, adalah sebutan untuk peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa penjajahan di Bandung. Mengapa disebut lautan api? Sebab, pada peristiwa ini, terjadi pembakaran besar-besaran di Kota Bandung bagian selatan. Nah, penasaran dengan cerita sejarah lengkapnya? Langsung saja yuk kita bahas secara singkat.
Sama seperti daerah lain di Indonesia, pada masa penjajahan, mereka terus berupaya untuk menguasai semua wilayah di Indonesia, termasuk Bandung. Pada saat pasukan Inggris tiba di Bandung pada Tahun 1945, mereka menuntut agar semua senjata yang dimiliki oleh rakyat diserahkan. Tidak hanya itu saja, mereka juga menuntut agar orang Belanda yang ditawan dibebaskan. Sejak saat itu, mereka mulai melakukan berbagai tindakan yang meresahkan dan berakibat pada terjadinya bentrok diberbagai wilayah. Bahkan, sempat terjadi insiden yang mirip dengan insiden di Surabaya, yaitu perobekan bendera merah-putih-biru milik Belanda, menjadi merah-putih yang merupakan bendera Indonesia. Insiden perobekan ini dilakukan oleh pemuda Indonesia yang bernama M. Endang Karmas dan temannya yaitu Moeljono.
Hal tersebut memicu sekutu untuk mengeluarkan ultimatum agar masyarakat mengosongkan kota Bandung paling lambat 29 November 1945. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah markas sekutu di kota ini. Tentu saja, ultimatum ini tidak dituruti oleh masyarakat Bandung. Mereka justru lebih memilih untuk melakukan operasi bumihangus daripada membiarkan kota tercintanya dijadikan marka sekutu. Pembakaran kota Bandung pada mulanya terjadi di Bandung Utara. Hanya membutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk menghanguskan bandung bagian utara.
Aksi pembakaran ini membuat pasukan Inggris menyerang sebuah desa di Bandung Selatan, yaitu Desa Dayeuhkolot. Di desa ini terdapat gudang tempat penyimpanan senjata sekutu yang kemudian diledakkan menggunakan dinamit oleh dua orang pejuang bernama Rahman dan Muhammad Toha. Sayangnya, kedua pejuang tersebut akhirnya gugur saat peledakan.
Penamaan Bandung Lautan Api sendiri, pertama kali muncul pada harian merdeka pada tanggal 26 Maret 1946. Untuk mengenang peristiwa bersejarah ini, dibangunlah sebuah monumen di kawasan lapangan Tegallega. Monumen ini dinamakan Monumen Bandung Lautan Api, sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Monumen yang memiliki tinggi 45 meter dan sisi sebanyak 9 bidang ini, menjadi pusat perhatian setiap tanggal 24 Maret untuk melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan mengenang peristiwa heroik tersebut.
Jika kamu penasaran seperti apa monumen ini dan bagaimana peringatan peristiwa tersebut, kamu bisa mengunjunginya tepat pada tanggal 24 Maret. Jadi, kamu tidak hanya berwisata saja, tetapi juga mengenang kembali perjuangan para pahlawan pada masa penjajahan, sehingga kamu akan lebih bisa memahami dan menghargainya. (Vita)