Bunda, pernahkah memerhatikan bagaimana perilaku anak di sekolah? Terutama ketika anak baru saja memasuki elementary school tanpa melalui kindergarten school terlebih dahulu? Artinya, elementary school merupakan tahapan awal dan sekaligus pengalaman pertamanya ke sekolah.
Memerhatikan perilaku anak pada awal masa sekolahnya sangatlah penting, karena pada masa ini anak akan mulai benar-benar terjun secara langsung untuk bersosialisasi dengan banyak orang baru di luar keluarganya. Seperti guru dan teman-temannya. Beberapa anak akan menunjukkan perilaku yang sama dengan saat berada di rumah. Namun, tahukah Bunda bahwa ternyata ada anak yang menunjukkan perilaku berbeda, misalnya anak terbiasa bawel di rumah tetapi justru menjadi pendiam saat di sekolah.
Kenapa bisa begitu ya? Berikut ini penjelasannya!
Pada dasarnya anak pendiam di awal masuk sekolah atau tahun ajaran baru adalah hal yang wajar. Sebab, ada beberapa anak yang membutuhkan waktu lama untuk bisa bersosialisasi dengan orang baru atau beradaptasi dengan lingkungannya. Jadi ini adalah hal yang tidak perlu Bunda khawatirkan.
Apalagi jika sebelum memasuki usia sekolah, anak cenderung sering di rumah dan jarang dikenalkan pada lingkungan baru, maka akan lebih sulit baginya untuk beradaptasi ketika memasuki usia sekolah.
Namun, jika yang terjadi adalah beberapa hal berikut ini, maka Bunda sebaiknya lebih waspada, yaitu:
- Tetap pendiam dan sulit beradaptasi meskipun sudah lama sekolah
- Menarik diri dari pergaulan
- Sering sakit atau merasa tertekan setiap harus ke sekolah
- Selalu diam dan pasif saat berada di sekolah
Untuk membantu anak agar bisa lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, ada baiknya Bunda sering mengajaknya mengenal lingkungan baru seperti mengajaknya bermain ke taman, mengajaknya pergi wisata, atau ke tempat di mana ada permainan anak. Biarkan anak bermain sendirian dengan teman seusianya tetapi tetap dalam pengawasan Bunda.
Namun bagaimana jika anak sudah memasuki usia sekolah? Maka ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan:
Pilihlah sekolah dengan lingkungan yang baik
Tidak mudah bagi Bunda untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan, jadi pilihlah lingkungan yang baik dan sesuai dengan kondisi anak Bunda. Misalnya pilihlah sekolah yang terbebas dari isu bully karena hal ini bisa berdampak lebih buruk pada sikap dan perilaku anak. Sebab, seringkali korban bully adalah anak yang pendiam dan tidak memiliki teman, sehingga risiko anak Bunda menjadi korban sangat besar. Kondisi ini tentunya akan semakin membuat anak kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Konsultasikan dengan guru yang mengajar
Bunda bisa mendiskusikan kondisi anak pada guru yang mengajar kelas anak Bunda. Jelaskan kondisi anak yang sebenarnya sehingga guru tersebut dapat membantu anak lebih mudah beradaptasi. Misalnya dengan mengatur tempat duduk anak dengan anak yang supel sehingga bisa memancingnya untuk aktif, melibatkan anak untuk aktif di kelas, dan sebagainya.
Selalu ajak anak berkomunikasi
Jika memungkinkan, Bunda bisa mengajaknya mengobrol setiap hari tentang sekolahnya. Apa saja kejadian yang terjadi di sekolah? Apa yang dipelajari? Bagaimana teman-temannya? Dan sebagainya. Dengan begitu, anak mungkin akan lebih terpancing untuk ikut terlibat langsung dengan hal seru yang terjadi di sekolahnya.
Namun, jika Bunda melihat anak benar-benar merasa tertekan ketika ke sekolah, atau perilaku anak yang biasanya cerewet di rumah justru berubah menjadi pendiam juga saat di rumah, ada baiknya segera mengonsultasikannya pada psikiater. Sebab, mungkin saja ada masalah yang dialaminya di sekolah tetapi bahkan anak sendiri tidak menyadarinya.